وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا العِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ» [رواه أبو داود (٣٦٤١)، والترمذي (٢٦٨٢)، وصحَّحه الألباني في «صحيح أبي داود» (٣٦٤١)].

Murjiah Kontemporer Tujuannya mengubur dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Murjiah Kontemporer Tujuannya mengubur dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Aqidah Muwahhid:
لا يجتمع أصل الإيمان مع الكفر الأكبر لأنهما نقيضان ، لايجتمعان ولا يرتفعان إلا عند المرجئة

قال الإمام محمد بن عبد الوهاب رحمه الله في القواعد الأربع: ”فاعلم أن العبادة لا تسمى عبادة إلا مع التوحيد كما أن الصلاة لا تسمى صلاة إلا مع الطهارة فإذا دخل الشرك في العبادة فسدت كالحدث إذا دخل في الطهارة“
قالت المرجئة -قبحهم الله-: هذا قياس فاسد، تصح العبادة مع الشرك إذا كان جاهلا

وقال رحمه الله في ثلاثة الأصول بعد ذكره أنواع العبادة وأن الخالق لتلك الأشياء هو المستحق للعبادة قال : ”فمن صرف منها شيئا لغير الله فهو مشرك كافر“
قالت المرجئة -قبحهم الله-: فهو مؤمن جاهل

وقال رحمه الله في آخر رسالته نواقض الإسلام: ”ولا فرق في جميع هذه النواقض بين الهازل والجاد والخائف إلا المكرة“
قالت المرجئة -قبحهم الله-: إلا الجاهل


وصدق الشيخ صالح الفوزان حفظه الله إذ قال عنهم: ”هؤلاء جماعة الإرجاء ابتلينا بها من الداخل والخارج قصدهم دفن دعوة الشيخ محمد بن عبد الوهاب رحمه الله ويرمون من يكفّر المشركين بأنهم تكفيريون“

#murjiah 
#udzurbiljahl 

@kajiansalafimalang

Murjiah Muashiroh Tujuannya Mengubur Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah

Asal iman tidak dapat bersatu dengan kekufuran terbesar karena keduanya adalah dua hal yang bertentangan, tidak dapat bersatu dan tidak dapat terangkat kecuali menurut pandangan Murji'ah.

Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam "Al-Qawa'id Al-Arba'" mengatakan: "Ketahuilah bahwa ibadah tidak disebut ibadah kecuali dengan tauhid, sebagaimana shalat tidak disebut shalat kecuali dengan bersuci. Jika syirik masuk ke dalam ibadah, maka ia rusak seperti halnya hadas yang masuk ke dalam wudhu." Murji'ah - semoga Allah memburukkan mereka - berkata: "Ini adalah analogi yang salah, ibadah sah meskipun dengan syirik jika pelakunya tidak tahu."

Dan beliau rahimahullah mengatakan dalam "Tiga Landasan" setelah menyebutkan jenis-jenis ibadah dan bahwa Pencipta dari segala sesuatu tersebut adalah yang berhak disembah, beliau berkata: "Barangsiapa yang memalingkan sesuatu dari ibadah tersebut kepada selain Allah, maka dia adalah seorang musyrik kafir." Murji'ah - semoga Allah memburukkan mereka - berkata: "Dia adalah seorang mukmin yang jahil (tidak tahu)."

Dan beliau rahimahullah mengatakan di akhir risalahnya "Nawaaqidul Islam": "Tidak ada perbedaan dalam semua pembatal ini antara yang bercanda, yang serius, dan yang takut kecuali yang dipaksa." Murji'ah - semoga Allah memburukkan mereka - berkata: "Kecuali yang tidak tahu."

Dan benar apa yang dikatakan oleh Syaikh Shalih Al-Fawzan hafizhahullah tentang mereka: "Ini adalah kelompok Murji'ah yang kami diuji dengannya dari dalam dan luar, tujuan mereka adalah mengubur dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dan mereka menuduh orang yang mengkafirkan kaum musyrikin sebagai kaum takfiri."
Makna yang diinginkan dari Tidak lurus/tegak Islam seseorang sampai menyatakan dengan jelas permusuhan dengan Musyrikin

Makna yang diinginkan dari Tidak lurus/tegak Islam seseorang sampai menyatakan dengan jelas permusuhan dengan Musyrikin

‏قال الشيخ محمد رحمه الله: «اعلم أن الإنسان ‌لا ‌يستقيم ‌له ‌إسلام ولو وحد الله، إلا بعداوة المشركين، والتصريح لهم بالعداوة والبغضاء...» فصار هذا الإطلاق فتنة للغلاة والجفاة.

أما #الغلاة: فقد قالوا: التصريح بالعداوة شرط للإيمان.
وأما #الجفاة: فقد نبزوا الشيخ بالخارجية بهذا ونحوه.

‏قال الشيخ عبد اللطيف ردا على الطائفتين: «مصباح الظلام» (1/ 72):
«وإلا فالتصريح ‌بالشهادتين والإتيان بهما ظاهرًا هو نفس التصريح بالعداوة والبغضاء..».
وفي (1/ 98):«الوجه الرابع: أن الشيخ قال: (إذا عرفت هذا عرفت أن الإنسان لا يستقيم له إسلام [ولو وحَّد الله إلا بعداوة المشركين) فإن ‏أريد ‌أصل ‌العداوة فقد تقدَّم جوابه، وإن أريد عموم العداوة من كل وجه فالكلام في استقامته، لا في حصول أصله، فالذي يفهم تكفير من لم يصرَّح بالعداوة من كلام الشيخ فهمه باطل، ورأيه ضال، لأنه محتمل».
وفي (99): «وليس مراد الشيخ بقوله: (لا يستقيم له إسلام)، أنه يكفر كما فهمه هذا الضال، ‏وكما فهمته الخوارج من نفي الإيمان عمن ترك واجباَ، وهذا بين بحمد الله».

‏وقال الشيخ إسحاق بن عبد الرحمن في الأجوبة السمعيات (ص92):
(فانظر إلى قوله: "لا يستقيم الإسلام إلا بالتصريح بالعداوة"، 
يعني أن الإسلام ناقص، وصاحبه معرض للوعيد، وانظر إلى قوله: "والأدلة عليه من الكتاب والسنة متواترة" أي على وجوب التصريح، وإلا فالعداوة لا يخلو منها من يؤمن بالله ‏ورسوله، ففرق بين العداوة، وإظهار العداوة، ومن هنا غلط من غلُظَ حجاب طبعه، ولم يعرف المفهوم من التخاطب ووضعه). انتهى المقصود من كلام الشيخ إسحاق رحمه الله.

---

Sheikh Muhammad rahimahullah berkata: "Ketahuilah bahwa seseorang tidak akan tegak Islamnya meskipun dia mentauhidkan Allah, kecuali setelah memusuhi orang-orang musyrik dan menyatakan permusuhan dan kebencian kepada mereka..." Maka pernyataan ini menjadi fitnah bagi kaum ekstremis dan kaum yang apatis.

Adapun kaum ekstremis (#الغلاة): mereka mengatakan bahwa menyatakan permusuhan adalah syarat keimanan.
Adapun kaum yang apatis (#الجفاة): mereka menuduh Sheikh sebagai khawarij dengan pernyataan ini dan yang semisalnya.

Sheikh Abdul Latif, dalam menanggapi kedua kelompok ini, berkata dalam "Misbah Al-Zhalam" (1/72):
"Sesungguhnya menyatakan dua kalimat syahadat dan melafalkannya secara terang-terangan adalah sama dengan menyatakan permusuhan dan kebencian..."

Dan dalam (1/98): "Poin keempat: Sheikh berkata: (Jika kamu memahami ini, kamu akan tahu bahwa seseorang tidak akan tegak Islamnya [meskipun dia mentauhidkan Allah] kecuali setelah memusuhi orang-orang musyrik). Jika yang dimaksud adalah asal permusuhan, jawabannya telah dijelaskan sebelumnya. Jika yang dimaksud adalah permusuhan secara umum dari segala aspek, maka pembicaraan adalah mengenai kesempurnaan Islamnya, bukan mengenai asal keislamannya. Maka, siapa yang memahami dari perkataan Sheikh bahwa orang yang tidak menyatakan permusuhan dikafirkan, pemahamannya adalah batil dan pendapatnya sesat karena perkataan tersebut mengandung banyak kemungkinan."

Dan dalam (1/99): "Bukan maksud Sheikh dengan perkataannya: (tidak akan tegak Islamnya), bahwa dia dikafirkan sebagaimana pemahaman orang yang sesat ini dan sebagaimana pemahaman khawarij yang mengkafirkan orang yang meninggalkan kewajiban. Hal ini jelas, Alhamdulillah."

Sheikh Ishaq bin Abdul Rahman dalam "Al-Ajwibah Al-Sam'iyat" (hal. 92) berkata:
"Perhatikan ucapannya: 'Islam tidak akan tegak kecuali dengan menyatakan permusuhan', yang berarti Islamnya tidak sempurna, dan orang tersebut terancam dengan ancaman. Dan perhatikan ucapannya: 'dan dalil-dalilnya dari kitab dan sunnah mutawatir', yang berarti wajib menyatakan permusuhan. Adapun permusuhan itu sendiri tidak bisa dihindari bagi orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Jadi, ada perbedaan antara permusuhan dan menyatakan permusuhan. Di sinilah letak kesalahan orang yang tertutup hatinya dan tidak memahami makna yang dimaksud dalam komunikasi dan penyampaian."

Selesai maksud dari perkataan Sheikh Ishaq rahimahullah.
Syubhat Ulama Pengacara Musyrikin

Syubhat Ulama Pengacara Musyrikin

Aqidah Muwahhid:
استنبط الإمام المجدد محمد بن عبدالوهاب من قوله جل وعلا :(ولو أشركوا لحبط عنهم ماكانوا يعملون) حكما دقيقا فقال :(العظيمة التي لم يعرفها أكثر من يدعي الدين ، وهو تكفير من أشرك وحبوط عمله ، ولو كان من أزهد الناس وأعبدهم )٠ تاريخ ابن غنام (١/ ٥٦٨)٠

واستنبط من قوله :(لئن أشركت ليحبطن عملك) مايلي:

-شدة الحاجة إلى تعلم التوحيد، فإذا كان الأنبياء يحتاجون إلى ذلك ويحرصون عليه ، فكيف بغيرهم ، ففيها رد على الجهال الذين يعتقدون أنهم عرفوه فلا يحتاجون إلى تعلمه٠

-المسألة الكبرى ، وهي كشف الشبهة لعلماء المشركين الذين يقولون :هذا شرك ، ولكن لايكفر من فعله؛لكونه يؤدي الأركان الخمسة ٠

تاريخ ابن غنام (١/ ٦٤٨) ٠

د. أيمن بن سعود العنقري وفّقه الله

---

Imam Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab menyimpulkan dari firman Allah Ta'ala: "(Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan)" sebuah hukum yang mendalam, yaitu: "Suatu perkara besar yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang yang mengaku beragama, yaitu mengkafirkan orang yang berbuat syirik dan lenyapnya amalannya, meskipun dia adalah orang yang paling zuhud dan paling banyak beribadah." (Tarikh Ibnu Ghannam 1/568).

Dan ia menyimpulkan dari firman Allah: "(Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya lenyaplah amalmu)" sebagai berikut:

- Kebutuhan yang sangat mendesak untuk mempelajari tauhid, karena jika para nabi membutuhkan itu dan berusaha keras untuk mempelajarinya, maka bagaimana dengan selain mereka? Ini merupakan bantahan terhadap orang-orang bodoh yang mengira bahwa mereka telah mengetahuinya sehingga tidak perlu mempelajarinya lagi.

- Masalah besar, yaitu menyingkap syubhat para ulama kaum musyrik yang mengatakan: "Ini adalah syirik, tetapi orang yang melakukannya tidak dikafirkan karena dia menjalankan rukun Islam yang lima."

(Tarikh Ibnu Ghannam 1/648).

Dr. Ayman bin Saud Al-'Anqari, semoga Allah memberinya taufik.
Bodoh karena meremehkan dan bodoh karena tidak mampu!

Bodoh karena meremehkan dan bodoh karena tidak mampu!

[الجاهل المفرط الذي لا يبحث عن دينه ولا يتعلم ليس كالجاهل العاجز عن تعلم دينه، وليس كل جاهل عاجز يكون معذورا عند ابن القيم رحمه الله]

✍️قال الإمام ابن القيم (٧٥١ه‍) رحمه الله:

لا بد من هذا المقام من تفصيل يزول به الإشكال، وهو الفرق بين مقلد تمكن من العلم ومعرفة الحق فأعرض عنه، ومقلد لم يتمكن من ذلك بوجه، والقسمان واقعان في الوجود، فالمتمكن المعرض مفرِّط تارك للواجب عليه، لا عذر له عند اللّه، وأمّا العاجز عن السؤال والعلم الذي لا يتمكن من العلم بوجه، فهم قسمان أيضا:
أحدهما: مريد للهدى مؤثر له محب له، غير قادر عليه ولا على طلبه لعدم من يرشده، فهذا حكمه حكم أرباب الفترات، ومن لم تبلغه الدعوة.
الثاني: معرض لا إرادة له، ولا يحدث نفسه بغير ما هو عليه.
فالأول يقول: يا رب لو أعلم لك دينا خيرًا مما أنا عليه لدنت به وتركت ما أنا عليه، ولكن لا أعرف غير ما أنا عليه ولا أقدر على غيره، فهو غاية جهدي ونهاية معرفتي، والثاني راضٍ بما هو عليه، لا يؤثر غيره عليه، ولا تطلب نفسه سواه؛ ولا فرق عنده بين حال عجزه وقدرته، وكلاهما عاجز، وهذا لا يجب أن يُلحق بالأول لما بينهما من الفرق.
فالأول كمن طلب الدين في الفترة ولم يظفر به، فعدل عنه بعد استفراغه الوسع في طلبه عجزا وجهلا.
والثاني كمن لم يطلبه، بل مات على شركه، وإن كان لو طلبه لعجز عنه، ففرق بين عجز الطالب وعجز المعرض، فتأمل هذا الموضع.
والله يقضي بين عباده يوم القيامة بحكمه وعدله، ولا يعذب إلا من قامت عليه حجته بالرسل، فهذا مقطوع به في جنلة الخلق، وأما كون زيد بعينه وعمرو بعينه قامت عليه الحجة أم لا، فذلك مما لا يمكن الدخول بين الله وبين عباده فيه. بل الواجب على العبد أن يعتقد أن كل من دان بدين غير دين الإسلام فهو كافر، وأن سبحانه لا يعذب أحدًا إلا بعد قيام الحجة عليه بالرسول. هذا في الجملة والتعيين موكل إلى علم الله عز وجلّ.
هــذا فــي أحــكـــام الـــثــواب والــعــقـــاب، وأمــا فــي أحــكــام الــدنــيــا فــهـي جــاريــة عــلــىٰ ظــاهــر الأمــر، فأطفال الكفار ومجانينهم كــفــار فــي أحــكــام الــدنـيـــا، لهم حكم أوليائهم.
وبهذا التفصيل يزول الإشكال في المسألة.اه‍.

[طريق الهجرتين وباب السعادتين (٨٩٩/٢)]

---

[Orang bodoh yang berlebihan yang tidak mencari agama dan tidak belajar tidak seperti orang bodoh yang tidak mampu belajar tentang agamanya, dan tidak setiap orang bodoh yang tidak mampu itu dimaafkan menurut Ibn Qayyim rahimahullah]

✍️ Imam Ibn Qayyim (751 H) rahimahullah berkata:

"Dalam masalah ini perlu ada perincian untuk menghilangkan kerancuan, yaitu perbedaan antara orang yang bertaqlid yang mampu mempelajari dan mengetahui kebenaran tetapi berpaling darinya, dan orang yang bertaqlid yang sama sekali tidak mampu melakukannya. Kedua jenis ini ada dalam kenyataan. Orang yang mampu tetapi berpaling adalah orang yang lalai dan meninggalkan kewajiban, tidak ada uzur baginya di hadapan Allah. Adapun yang tidak mampu bertanya dan belajar, yang sama sekali tidak bisa mempelajari, mereka juga terbagi menjadi dua:
Pertama: Orang yang menginginkan petunjuk, mencintainya, tetapi tidak mampu mencapainya dan tidak mampu mencarinya karena tidak ada yang membimbingnya. Orang ini hukumnya sama dengan orang-orang yang hidup di masa fatrah (masa tidak ada rasul) dan orang yang belum sampai kepadanya dakwah.
Kedua: Orang yang berpaling, tidak memiliki keinginan, dan tidak memikirkan hal lain selain apa yang dia anut. 

Yang pertama berkata: 'Ya Tuhan, jika aku tahu ada agama yang lebih baik dari yang aku anut, aku pasti akan mengikutinya dan meninggalkan apa yang aku anut, tetapi aku tidak tahu yang lain selain yang aku anut dan aku tidak mampu melakukan yang lain. Ini adalah usaha maksimal dan pengetahuan terbaikku.' Sedangkan yang kedua puas dengan apa yang dia anut, tidak menginginkan yang lain, dan tidak berusaha mencari yang lain; tidak ada perbedaan baginya antara keadaan tidak mampunya dan kemampuannya. Keduanya tidak mampu, tetapi yang satu tidak bisa disamakan dengan yang lain karena perbedaan di antara keduanya.

Yang pertama seperti orang yang mencari agama di masa fatrah tetapi tidak menemukannya setelah berusaha keras mencarinya karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan. Yang kedua seperti orang yang tidak mencarinya, tetapi mati dalam keadaan syirik, meskipun jika dia mencarinya, dia tidak akan mampu mencapainya. Jadi, ada perbedaan antara ketidakmampuan orang yang mencari dan ketidakmampuan orang yang berpaling. Renungkanlah poin ini.

Allah akan mengadili hamba-hamba-Nya pada Hari Kiamat dengan hukum dan keadilan-Nya, dan tidak akan menghukum kecuali orang yang telah ditegakkan hujah atasnya melalui para rasul. Ini adalah kepastian dalam masalah umat manusia secara umum. Adapun apakah Zaid atau Amr secara khusus telah ditegakkan hujah atasnya atau tidak, itu adalah hal yang tidak bisa diketahui antara Allah dan hamba-hamba-Nya. Yang wajib bagi hamba adalah meyakini bahwa setiap orang yang menganut agama selain Islam adalah kafir, dan bahwa Allah tidak akan menghukum seseorang kecuali setelah tegaknya hujah atasnya melalui rasul. Ini adalah dalam hal umum, sedangkan penentuan khusus diserahkan kepada ilmu Allah عز وجل.

Ini dalam hal hukum pahala dan hukuman, sedangkan dalam hukum dunia, itu mengikuti tampak luarnya. Jadi, anak-anak dan orang gila dari kaum kafir dihukumi kafir dalam hukum dunia, mereka mengikuti hukum orang tua mereka. Dengan perincian ini, kerancuan dalam masalah ini akan hilang." selesai.

[Thariq Al-Hijratain wa Bab As-Sa'adatain (2/899)]
Tuduhan Khowarij kepada Ahlu Tauhid Bukan Barang Dagangan Baru

Tuduhan Khowarij kepada Ahlu Tauhid Bukan Barang Dagangan Baru

Judul: Tuduhan Khowarij kepada Ahlu Tauhid Bukan Barang Dagangan Baru

Pengantar: 

Bismillah, Alhamdulillah, dan Shalawat serta Salam kepada Rasulullah dan keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya.

Dalam postingan ini, kami ingin membahas tentang tuduhan khowarij kepada Ahlu Tauhid yang bukan barang dagangan baru. Hal ini diungkapkan oleh al Imam Abdurrahman bin Hasan رحمه الله .

Tulisan:

Beliau berkata, "Maka sebagian dari kalangan musyrikin ada yang mengkafirkan Ahlu Tauhid karena mereka berpegang pada ikhlas dan tauhid, dan pengingkaran mereka kepada Ahlu Syirik (menyekutukan Allah dalam ibadah) dan Tandid (membuat tandingan untuk Allah).

Oleh karena itu, mereka pun bersorak: 'Kalian khowarij, kalian ahlul bid'ah.'

Apabila kita menyuarakan: 'Janganlah menyembah kecuali kepada Allah, janganlah berdoa kecuali kepadaNya, dan janganlah berharap kepada selainNya dan janganpula bertawakal kecuali padaNya dan semisalnya dari macam-macam ibadah yang tidak boleh diberikan kecuali pada Allah, dan siapa saja yang memberikan satu macam ibadah kepada selain Allah maka dia kafir musyrik.'

Mereka pun bersuara: 'Kalian telah berbuat bid'ah dan telah mengkafirkan umat Muhammad, kalian adalah khowarij, kalian adalah ahlul bid'ah.'"

(Kutipan dari al Imam Abdurrahman bin Hasan رحمه الله, dalam kitab; "Ad-Durar As-Saniyyah," jilid 11, halaman 448-449)

قال الإمام عبد الرحمن بن حسن رحمه الله :

" فصار من هؤلاء المشركين من يُكفّر أهل التوحيد ؛ بمحض الإخلاص والتوحيد ، وإنكارهم على أهل الشرك والتنديد ، فلهذا قالوا: أنتم خوارج ، أنتم مبتدعة ، فإذا قُلنا : لا يُعبد إلاَّ الله ولا يُدعى إلاَّ هو ، ولا يُرجى سواه ولا يُتوكل إلاَّ عليه ، ونحو ذلك من أنواع العبادة التي لا تَصلُح إلَّا للَّه ، وأن من توجَّه بها لغير الله فهو كافر مشرك ، قال: ابتدعتم وكفّرتم أمة مُحمد ، أنتم خوارج ، أنتم مبتدعة " .اهـ

📚 الدرر السنية (١١/ ٤٤٨_٤٤٩)
Penutup:

Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman tentang tuduhan khowarij kepada Ahlu Tauhid. Kita sebagai muslim sejati harus selalu berpegang pada ikhlas dan tauhid serta menjauhi syirik dan bid'ah. Wallahu a'lam.
Back To Top