وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا العِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ» [رواه أبو داود (٣٦٤١)، والترمذي (٢٦٨٢)، وصحَّحه الألباني في «صحيح أبي داود» (٣٦٤١)].

Syubhat Ulama Pengacara Musyrikin

Syubhat Ulama Pengacara Musyrikin

Aqidah Muwahhid:
استنبط الإمام المجدد محمد بن عبدالوهاب من قوله جل وعلا :(ولو أشركوا لحبط عنهم ماكانوا يعملون) حكما دقيقا فقال :(العظيمة التي لم يعرفها أكثر من يدعي الدين ، وهو تكفير من أشرك وحبوط عمله ، ولو كان من أزهد الناس وأعبدهم )٠ تاريخ ابن غنام (١/ ٥٦٨)٠

واستنبط من قوله :(لئن أشركت ليحبطن عملك) مايلي:

-شدة الحاجة إلى تعلم التوحيد، فإذا كان الأنبياء يحتاجون إلى ذلك ويحرصون عليه ، فكيف بغيرهم ، ففيها رد على الجهال الذين يعتقدون أنهم عرفوه فلا يحتاجون إلى تعلمه٠

-المسألة الكبرى ، وهي كشف الشبهة لعلماء المشركين الذين يقولون :هذا شرك ، ولكن لايكفر من فعله؛لكونه يؤدي الأركان الخمسة ٠

تاريخ ابن غنام (١/ ٦٤٨) ٠

د. أيمن بن سعود العنقري وفّقه الله

---

Imam Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab menyimpulkan dari firman Allah Ta'ala: "(Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan)" sebuah hukum yang mendalam, yaitu: "Suatu perkara besar yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang yang mengaku beragama, yaitu mengkafirkan orang yang berbuat syirik dan lenyapnya amalannya, meskipun dia adalah orang yang paling zuhud dan paling banyak beribadah." (Tarikh Ibnu Ghannam 1/568).

Dan ia menyimpulkan dari firman Allah: "(Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya lenyaplah amalmu)" sebagai berikut:

- Kebutuhan yang sangat mendesak untuk mempelajari tauhid, karena jika para nabi membutuhkan itu dan berusaha keras untuk mempelajarinya, maka bagaimana dengan selain mereka? Ini merupakan bantahan terhadap orang-orang bodoh yang mengira bahwa mereka telah mengetahuinya sehingga tidak perlu mempelajarinya lagi.

- Masalah besar, yaitu menyingkap syubhat para ulama kaum musyrik yang mengatakan: "Ini adalah syirik, tetapi orang yang melakukannya tidak dikafirkan karena dia menjalankan rukun Islam yang lima."

(Tarikh Ibnu Ghannam 1/648).

Dr. Ayman bin Saud Al-'Anqari, semoga Allah memberinya taufik.
Back To Top